Permainan Liar ABG Binal Dengan Tongkat Perkasa Sopir Sendiri.Namaku Melda mahasiswi perguruan tinggi swasta di
Surabaya, aku ingin menceritakan pengalamanku yang
pertama dan yang sangat berkesan bagiku.

*****

Malam itu aku sendirian di rumah, ayahku sedang di
kantor sedangkan ibuku sedang ikut seminar yang ada
hanya aku dan sopirku yang sekaligus sebagai pembantu di
rumahku. Nama sopirku Toni, usianya 35 tahun dan ia
sudah menikah tetapi istrinya tinggal di kota lain.

Aku merasakan kecapekan setelah seharian aku jalan-jalan
dan aku ingin sekali tidur tetapi entah mengapa aku
tidak bisa memejamkan mataku ini lalu aku mempunyai ide
untuk menelepon temanku Dita untuk aku ajak ngobrol
melalui telepon. Telepon Dita angkat awalnya kami
ngobrol biasa saja tetapi tidak tahu kenapa tiba-tiba
Dita nafasnya memburu dan terdengar teriakan-teriakan
juga suara seorang cowok yang seperti suara pacar Dita.
Aku hanya memdengar suara-suara teriakan kesakitan
tetapi juga seperti merasakan sesuatu kenikmatan dan
teleponpun terputus dengan sendirinya.

Pikiranku melayang kemana-mana dan aku mulai memikirkan
tentang seseorang yang sedang berhubungan badan. Aku
semakin terangasang setelah mendengar suara Dita juga
khayalanku sendiri dan akupun membuka kaos ketatku, bra,
serta celana dalam aku meremas payudaraku dan memasukkan
jariku ke vaginaku. Aku kocok vaginaku hingga aku pun
menyapai orgasme ditempat tidur, aku merasa puas dan
akupun memakai bajuku lalu merencanakan untuk pergi
makan.

Aku cari sopirku kemana-mana tetapi tidak ada hingga aku
temukan dia dikamar tidurnya, dia tertidur pulas dengan
hanya mengunakan kaos tanpa lengan dan sarung. Aku mau
membangunkan dia tetapi melihat dia tertidur pulas
akupun mengurungkan niatku untuk membangunkan dia,
kasihan dia kecapekan setelah mengantar aku seharian
jalan-jalan pikirku.

Sebelum aku meninggalkan kamarnya mataku tiba-tiba
tertuju pada tonjolan yang ada dibalik sarungnya
sehingga membuat aku ingin mengetahui bagaimana wujud
tonjolan itu. Aku beranikan diri untuk melihat tonjolan
itu dari bawah lalu aku singkapkan sarungnya secara
perlahan, aku terkejut melihatnya karena dia tidak
memakai celana dalam sehinnga aku bisa melihat dengan
leluasa penis yang agak berdiri dan membuat aku ingin
memegang, mengelus, dan mengulumnya.

Aku ingin sekali memegangnya tetapi aku takut sopirku
nanti terbangun dan dia akan marah terhadapku, dengan
tangan yang gemetaran juga dingin dan jantung yang
berdetak kencang aku beranikan diri untuk memegangnya.
Aku singkapkan sarungnya lebih keatas dan akupun mulai
memegangnya, terasa hangat dan membuat tanganku yang
tadinya dingin menjadi hangat.

Aku semakin tertarik untuk menikmatinya lagi, aku elus
berkali-kali penisnya hingga berdiri dan semakin panjang
penis itu. Jantungku semakin berdetak kencang tetapi
keinginanku untuk melakukan yang lebih lagi juga semakin
besar maka ku putuskan untuk mencoba mengulumnya. Ku
jilati serta memberikan gigitan kecil pada buah pelirnya
yang berwarna kecoklatan hingga membuat aku makin
bernafsu dan sedikit demi sedikit aku mulai menuju penis
yang telah berdiri.

Aku masukkan secara perlahan terasa hangat yang disertai
rasa asin dan masuklah penis itu sampai pada ujung
tenggorokanku, aku coba masuk dan keluarkan sehingga
membuat tubuhku mengeluarkan keringat yang di ikuti rasa
gemetaran. Payudaraku terasa semakin membesar dan
mengeras sehingga membuat braku terasa sesak juga
vaginaku yang terasa mengeluarkan cairan. Akupun semakin
tidak bisa menahan nafsuku yang sudah memuncak lalu aku
semakin mempercepat kulumanku sehingga membuat penis
sopirku licin karena liurku.

Di saat aku sedang keenakkan melakukan kuluman di penis
sopirku tiba-tiba aku terkejut oleh teriakan sopirku dan
mencabut penisnya dari mulutku. Dia lalu berdiri dan
memarahi aku, dia merasa bersalah pada orang tuaku
karena membiarkan aku melakukan hal ini, akupun tidak
mau menyerah begitu saja dan karena aku tidak bisa
menahan nafsuku lagi yang seperti mau meledak akupun
mengancam sopirku dengan mengatakan pada ayahku bahwa
aku telah diperkosa sopirku juga akan mengatakan pada
istrinya kalau tidak mau melayani kenginanku. Dia
ketakutan dan menyerah padaku, akupun tidak
menyia-nyiakannya langsung saja aku melepas sarungnya
dan aku jongkok didepannya. Kulihat wajah sopirku
terlihat wajahnya menampakkan kesedihan tetapi aku tidak
mempedulikannya.

Aku tidak peduli bagaimana perasaan sopirku, aku hanya
ingin kenikmatan seperti yang telah temanku rasakan. Aku
ingin membuat dia agresif terhadapku dan melupakan
istrinya sesaat, karena keinginanku itu aku mulai
melakukan rangsangan terhadapnya. Kukulum lagi penisnya
yang telah lemas tanpa canggung dan takut lagi pada
sopirku, kupercepat kulumanku sehingga membuat penisnya
kembali berdiri. Aku sangat menikmati penis.

“Ehhmm.. Enak.. Ehmm” dan aku merasa bahagia karena
membuat dia mulai terangsang yang mulai menunjukkan ke
agresifannya. Sopirku mendesis menikmati kulumanku.
“Ough.. Terus.. Cepat.. Ouh Melda”

Hanya itu saja kata yang keluar dari mulutnya akupun
semakin bersemangat dan semakin mempercepat kulumanku.
Hingga beberapa kuluman penisnya terasa semakin membesar
dan menegang juga disertai denyutan dan dia pun memegang
kepalaku juga memcambak rambutku dengan kasar dia
semakin memaju mundurkan kepalaku dan akupun semakin
bersemangat karena aku tahu dia akan sampai.

“Ouhh.. Ouuhh aku sampai aku sampai Melda ough” dan
keluarlah spermanya ke mulutku hingga mulutku tidak muat
untuk menampungnya. Spermanya terasa hangat, asin, dan
baunya membuat diriku ingin memuntahkan sperma itu dari
mulutku tetapi dia menarik kepalaku lalu mencium aku.
Ciumannya yang sangat bersemangat kepadaku membuat aku
terpakasa untuk menelan spermanya untuk mengimbangi
permainan bibir itu.

Aku merasa kerepotan untuk mengimbanginya karena baru
kali ini aku dicium oleh cowok, dia terus mencium aku
dan tangannya mulai menyelinap masuk ke kaosku.
Tangannya menuju ke payudaraku, dia meremas-remasnya
sehingga membuat nafasku semakin memburu yang disertai
degupan jantung yang cepat. Dia semakin agresif dengan
membuka kaos ketatku, rok, bra serta celana dalamku.

Terbukalah sudah apa yang selama ini aku tutupi, aku
merasa risih karena baru kali ini aku telanjang
dihadapan cowok sehinnga tangankupun secara spontan
menutup vaginaku juga payudaraku. Tetapi karena nafsuku
yang semakin memuncak maka aku biarkan tubuhku telanjang
dan akupun dengan agresif melucuti kaosnya. Sekarang
kita benar-benar telanjang bulat, kita saling
berhimpitan sehingga penis yang telah mengacung itu
menempel pada vaginaku. Aku ingin sekali merasakan penis
itu masuk ke vaginaku dan aku telah mencoba memasukannya
tetapi tidak bisa, dengan terpaksa aku hanya mengesekkan
penisnya ke vaginaku dan itu membuat aku semakin
bernafsu.

Setelah dia puas mencium aku dia menurunkan kepalanya
menuju kaki, dia menciumi kakiku sampai ke vaginaku. Dia
menjilati vaginaku, menyedot vaginaku dan juga
memberikan gigitan kecil pada vaginaku sehingga membuat
aku tak bisa menahan getaran tubuhku.

Semakin dia mempercepat jilatannya semakin keras pula
erangan serta desissan yang keluar dari mulutku.
Tanganku berpegangan pada kepalanya dan akupun menekan
kepalanya serta mengangkat salah satu kakiku kepundaknya
agar bisa semakin masuk ke vaginaku, jilatan dia membuat
aku tak bisa lagi menahan tubuhku sendiri. Tubuhku
melengkung ke belakang dan kepalaku medongak keatas yang
disertai keringat yang semakin mengucur deras.
“Auhh.. Ouhh..”

Dia terus menjilati vaginaku sehingga membuat aku
semakin tidak tahan “Ough.. Yes.. Ouugh.. Aku keluar”
dan akupun mengalami orgasmeku yang pertama, aku merasa
kenikmatan yang luar biasa karena baru kali ini kali
mengalami orgasme bersama cowok. Sopirku menghisap-hisap
vaginaku hingga terasa kering, nafasku yang tadinya
memburu sekarang sudah mulai reda. Aku yang telah
mengalami orgasme terasa badanku lemas tetapi sopirku
masih saja semangat, dia mengendongku ke tempat tidur
dan menjatuhkanku.

Dia bermain di payudaraku yang berukuran sedang putih
bersih kemerahan, sopirku mengulum, menyedot, meremas
dan juga menggigit-gigit payudaraku. Permainan mulutnya
sanggup menaikkan kembali nafsuku, sopirku sangat
menikmati payudaraku dan dia selalu memuji payudaraku
yang kenyal dan kencang itu. Aku yang ingin kembali
menikmati penis sopirku segera aku menggulingkan sopirku
disampingku, aku menindihnya dengan vaginaku menghadap
ke muka sopirku dan kita pun saling melakukan
rangsangan. Aku kembali mengulum penisnya sedangkan dia
menjilati vaginaku. Permainan lidahnya yang liar di
vaginaku membuat tak kuasa menahan nafsuku yang mau
meledak dan dengan segera akupun minta untuk memasukkan
penisnya ke vaginaku dan diapun mengijinkannya.

Aku membalikkan badan dan sekarang penis itu tepat di
bawah vaginaku, aku memegang penis itu dan
mengarahkannya ke vaginaku tetapi aku tidak bisa
memasukkannya terasa sulit walaupun vaginaku telah
basah. Penis sopirku seperti tidak mau masuk penisnya
selalu ke kanan atau ke kiri. Sopirku pun membantuku,
dia memegang penisnya sedangkan tangan satunya menuju
vaginaku dan memasukkan jarinya ke vaginaku, akupun
terkaget dan berteriak “Ouhh”.

Jarinya maju mundur dan seperti mengaduk vaginaku,
sopirkupun mengeluarkan jarinya lalu mencoba memasukkan
penisnya ke vaginaku. Secara mengejutkan penis itu masuk
dengan mudah, aku terkaget merasakannya lalu berteriak
“Auhh.. Ough..”

Dan mataku melotot serta kepalaku mendongak ke atas.
Vaginaku terasa penuh dan disertai rasa nyeri yang
sangat hebat tetapi sopirku duduk menghiburku dengan
menciumku.

Dia menyuruhku naik turun tetapi itu sulit bagiku karena
baru yang pertama aku melakukannya, aku mencoba naik
turun rasanya nikmat sekali merasakan dua alat kelamin
bergesekan tetapi tetap rasa nyeri tetap ada. Akhirnya
akupun lancar menaik-turunkan, melihat itu sopirku
semangat dia mulai meremas payudaraku dan mulai
melakukan gerakan juga. Lama-kelamaan rasa nyeri itu
berubah menjadi rasa nikmat tiada duanya dengan cepat
aku menaik turunkan. Gesekan itu sangat nikmat ditambah
lagi remasan sopirku di payudaraku.

“Uhh.. Aauhh.. Oouughh” aku terus mendesis.

Malam yang sunyi kembali berisik oleh bunyi kocokan
serta teriakanku, kulihat sopirku sekali memejamkan mata
menikmati kocokanku. Hingga beberapa lama kita tetap
pada posisi itu dan akupun merasakan sesuatu yang mau
meledak di vaginaku.

“Ouhh.. Ouughh.. Aku sampai” akupun merasakan orgasme
yang kedua kali.

Tenaga yang habis membuat aku tidak dapat menahan
tubuhku dan akupun rubuh diatas sopirku. Dengan penis
yang masih menancap di vaginaku sopirku membalikkanku
hingga dia berada diatas, dia kembali mengocok vaginaku
yang telah kelelahan dengan semangat yang masih memburu
diapun ingin mengalami orgasme maka akupun melayani dia
walaupun tenagaku sudah habis.

Sopirku merasa tidak puas dengan posisi dia diatas dan
dia meminta aku untuk duduk dipangkuannya dan dia dengan
semangat kembali mengocok. Aku yang sudah lemas masih
mencoba mengimbagi kocokannya, aku mencoba
memaju-mundurkan pantatku walaupun sudah lemas. Dia
semakin semangat untuk mengocokku dengan buas dia juga
menggigit payudaraku dan itu sangat membuat diriku
kembali terangsang.

“Oouuh.. Ouuhh.. Uuhh”

Akupun di buat tidak berdaya dan lagi-lagi aku dibuat
orgasme untuk ketiga kalinya.

“Uuhh.. Ouugh.. Kau hebat Toni.. Ouugh”.

Dengan orgasmeku yang ketiga tubuhku semakin lemas tak
berdaya, posisi kami tetap duduk dan aku terus saja
memuji dia “Kau hebat Toni” kataku.

Sopirku menyuruhku untuk menungging dengan lemas dan
antara sadar dan tidak aku masih menurutinya. Dia masih
tidak bosan mengerjai vaginaku. Dia masih dengan
semangat tetap mengocok serta meremas payudaraku dan
kadang-kadang meremas pantat ku. Jarinya juga masuk ke
anusku.

“Ouugh.. Ougghh.. Ougghh” kataku semakin menikmati,
dengan kasar dia mengocok vaginaku dan juga anusku.
Dengan kocokan dari anus dan vagina tubuhku semakin tak
karuan dibuatnya.

“Ouuhh.. Ougghh.. Terus Toni”

Tak berselang lama aku merasakan lagi orgasme yang ke
empat.

“Oouuhh.. Kau hebat.. Oughh.. Aku aku dapat ough..”

Dan dia pun mengikuti mengalami klimaks dengan sperma
yang masih banyak. Semprotan spermanya membuat mataku
terbelalak dan aku pun merasakan kenikmatan, spermanya
tidak dapat tertampung di vaginaku sehingga jatuh ke
sprei. Kitapun terjatuh bersamaan di tempat tidur,
sopirku berada disampingku dan dia masih mencium serta
meremas pantat dan payudaraku. Setelah nafasku mulai
reda akupun langsung keluar dari kamarnya dengan masih
telanjang dan berjalan dengan gontai, sopirku pun
tertidur lagi.

Demikian artikel tentang cerita Permainan Liar ABG Binal Dengan Tongkat Perkasa Sopir Sendiri.
ABG BISPAK TELANJANG, BOKEP INDONESIA, cerita ABG, cerita bokep dewasa, cerita bokep hot, cerita bokep indonesia, cerita bokep mesum, cerita bokep seks, cerita bokep terbaru, cerita dewasa, cerita dewasa indonesia, cerita dewasa terbaru, Cerita Eksebionis, Cerita Janda, cerita mesum, Cerita Mesum Dewasa, cerita mesum hot, cerita mesum indonesia, cerita mesum panas, cerita mesum terbaru, cerita mesum terkini, CERITA NGENTOT JANDA, CERITA NGENTOT PEMBANTU, CERITA NGENTOT PERAWAN, cerita panas, cerita panas terbaru, cerita seks dewasa, CERITA SEKS INDONESIA, cerita seks panas, CERITA SEKS SEDARAH, cerita seks terbaru, CERITA SELINGKUH, cerita sex, cerita sex dewasa, Cerita Sex Indonesia, Cerita Sex Panas, cerita sex terbaru, CERITA SKANDAL, CERITA TANTE GIRANG, CEWEK TELANJANG, FOTO BUGIL, TANTE GIRANG, TOKET GEDE MULUS

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *